By Reza , 29 May 2025
Kenapa kita tidak bisa menggelitik diri sendiri? Dan kenapa reaksi orang terhadap geli berbeda-beda? Pertanyaan ini diteliti oleh neuroscientist Konstantina Kilteni dari Donders Institute, yang menulis artikel ilmiah tentang pentingnya riset mengenai geli. Ia meneliti fenomena ini di "tickle lab" miliknya di Radboud University. Kilteni menyebut geli sebagai hal kompleks yang melibatkan aspek motorik, sosial, neurologis, perkembangan, dan evolusi. Geli juga dapat memperkuat ikatan antara orang tua dan anak, tetapi bagaimana otak memproses rangsangan geli belum sepenuhnya dipahami. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan autism spectrum disorder merasakan sentuhan lebih geli dibandingkan yang tanpa. Ini membuka kemungkinan memahami perbedaan cara kerja otak. Bahkan hewan seperti gorila dan tikus pun bereaksi terhadap geli. Kilteni juga menyoroti bahwa otak kita bisa memprediksi dan menonaktifkan refleks geli saat kita menggelitik diri sendiri. Dengan laboratorium khusus, ia menciptakan metode eksperimen yang konsisten untuk memahami geli dan otak secara ilmiah.